Romance of The Kingdoms XI by KOEI |
Pemberontakan Serban Kuning
Pemberontakan Serban Kuning adalah pemberontakan besar para petani dipenghujung Dinasti Han tepatnya pada tahun 184. Peristiwa ini juga menjadi cerita pembuka dari kisah tiga negara.
Pemberontakan ini dipimpin oleh tiga bersaudara, Zhang Jiao, Zhang Bao, dan Zhang Liang. Sebelumnya Zhang Jiao hanya seorang pemimpin aliran keagamaan Taipingdao, seiring dengan bertambahnya pengikut aliran sampai ratusan ribu umat, ia kemudian menyusun rencana pemberontakan terhadap kekaisaran yang memang telah lemah itu.
Dalam pemberontakan itu, Zhang Jiao memerintahkan para pengikutnya untuk mengikatkan sorban kuning di kepala mereka dan dari sinilah pemberontakan itu mendapatkan namanya. Namun pemberontakan itu dapat ditumpas oleh Jendral yang masih setia terhadap dinasti Han.
Dong Zhuo Berkuasa
Setelah pemberontakan berhasil diredam, kaisar Ling wafat ditahun 189. Konflik pun terjadi diantara He Jin dan para kasim istana, He Jin mendukung keponakannya Liu Bian untuk menjadi kaisar. Dan pada april 189, Liu Bian menjadi kaisar dengan gelar Kaisar Shao, konflik antara para kasim dan He Jin semakin memanas, He Jin memerintahkan Dong Zhuo keibukota Luo Yang untuk menghabisi para kasim istana tersebut. Namun sebelum Dong Zhuo sampai, He Jin telah terbunuh oleh para kasim.
Dong Zhuo segera mengambil kesempatan untuk memusnahkan komplotan Kasim tadi dan merebut kaisar dibawah pengaturannya. Dengan kaisar dibawah pengaturannya itu, ia kemudian memulai kelalimannya. Ia lalu menghasut Lu Bu untuk membunuh ayah angkatnya Ding Yuan dan membuatnya bekerja padanya. Setelah itu, kaisar Shao diturunkan dari tahta untuk kemudian digantikan oleh adiknya Liu Xie yang menjadi kaisar dengan gelar kaisar Xian.
Dengan sebab ini, para penguasa daerah mulai memberontak melawan kelaliman Dong Zhuo, dengan Yuan Shao sebagai pemimpinnya. Para penguasa daerah berhasil merebut gerbang Hu Lao, yang membuat Dong Zhuo memindahkan ibukota ke Chang An.
Akhirnya pada tahun 192, Wang Yun dan Lu Bu berhasil menghabisi nyawa Dong Zhuo. Ini mengakibatkan bawahan Dong Zhuo, Li Jue dan Guo Si menyerang istana dan membunuh Wang Yun serta mengusir Lu Bu. Li Jue dan Guo Si melanjutkan kelaliman Dong Zhuo.
Berkuasanya Para Penguasa Daerah
Setelah Dong Zhuo berhasil dijatuhkan, Dinasti Han makin melemah karena kehilangan kewibawaan kekaisaran. Melemahnya kekaisaran menyebabkan para Gubernur dan penguasa daerah memperkuat diri sendiri dan menjadi raja kecil diwilayah mereka. Ini menyebabkan rivalitas antar penguasa daerah satu wilayah dengan wilayah lainnya. Penguasa daerah yang terkenal dan kuat pada masa ini adalah:
- Yuan Shao, menguasai Jizhou diutara sungai kuning.
- Cao Cao, menguasai Yanzhou.
- Yuan Shu, menguasai Nan Yang. Dan setelah mendapat stempel kekaisaran, ia mengangkat dirinya sendiri menjadi kaisar.
- Gongsun Zan, manguasai semenanjung Liaodong
- Sun Ce, menguasai Yangzhou.
- Liu Biao, menguasai Jingzhou.
- Ma Teng, menguasai Liangzhou.
- Liu Zhang, menguasai Yizhou.
- Tao Qian, meguasai Xuzhou. Menyerahkan kekuasaanya kepada Liu Bei setelah kematiannya.
- Zhang Lu, menguasai Han Zhong.
- Dan penguasa lainnya.
Peperangan Guan Du dan Penyatuan Utara
Diantara mereka, kekuatan Cao Cao dan Yuan Shao berkembang paling pesat dan menyebabkan peperangan diantara mereka tidak dapat dihindari. Cao Cao mengontrol kaisar Xian setelah kaisar kabur dari kendali Li Jue dan Guo Si. Kemudian Cao Cao berkoalisi dengan Liu Bei dalam menghancurkan Lu Bu di Xuzhou pada tahun 198. Ditahun yang sama Liu Bei membunuh Gubernur Che Zhou (yaitu gubernur yang ditunjuk oleh Cao Cao untuk menjaga Xuzhou) dan mangambil alih kekuasaan di Xuzhou. Pada tahun 199, Yuan Shu berhasil dihancurkan. Ditahun selanjutnya Cao Cao berhasil mengalahkan Liu Bei.
Tahun 200, Yuan Shao memulai ekspansi wilayah ke selatan, namun berhasil dipukul mundur oleh Cao Cao. Yuan Shao kemudian memutuskan untuk memimpin sendiri kampanye militer ke seletan dan berpangkalan di Yangwu. Cao Cao melakukan gerakan defensif di Guan Du. Disini kekuatan Cao Cao lebih sedikit dibandingkan Yuan Shao, selama setengah tahun sampai akhirnya Cao Cao melakukan serangan mendadak dan memusnahkan seluruh persediaan logistik Yuan Shao.
Yuan Shao kemudian mundur, dan meninggal karena sakit di Yejun. Kedua anaknya Yuan Tan, dan Yuan Shang saling bertarung untuk merebut kekuasaan. Ini yang menyebabkan Cao Cao dapat dengan cepat berhasil mengusai daerah utara Cina.
Peperangan Chibi dan Persengketaan Jingzhou
Tahun 208, Cao Cao melakukan kampanye militer keselatan tepatnya di Jingzhou yang saat itu dikuasai Liu Biao. Liu Biao meninggal sebelum Cao Cao tiba, adik iparnya Cai Mao memalsukan surat wasiat Liu Biao dan menunjuk Liu Cong sebagai pewaris tahta, yang pewaris sebetulnya adalah Liu Qi anak pertama Liu Biao. Liu Cong menyerah kepada Cao Cao. Liu Bei yang pada saat itu berlindung kepada Liu Biao melarikan diri ke Jiang Ling, namun berhasil dipukul mundur lebih lanjut ke Xia Kou.
Sun Quan mengutus penasehatnya Lu Su mengunjungi Liu Bei menanyakan keadaanya. Zhuge Liang kemudian mewakil Liu Bei mengajukan penawaran aliansi kepada Sun Quan. Aliansi Sun-Liu terbentuk untuk menahan serangan Cao Cao. Zhou Yu dan Cheng Pu memimpin tentara Wu berhasil memukul mundur 830.000 tentara Cao Cao dengan strategi api. Peperangan ini berlokasi di daerah Chibi dan terkenal sebagai pertempuran Tebing Merah.
Setelah Cao Cao berhasil dikalahkan, Jingzhou menjadi rebutan antara Liu Bei dan Sun Quan. Sun Quan mengutus Zhou Yu untuk merebut Jingzhou dari tangan Liu Bei, tetapi Zhuge Liang lebih pintar dibandingkan dengan Zhou Yu dan akhirnya Zhou Yu pun meninggal karena luka lamanya terbuka. Lu Su kemudian menggantikannya, dan menghentikan rencana ini serta meminjamkan Jingzhou kepada Liu Bei.
Liu Bei menduduki Yizhou
Cao Cao setelah gagal menyerang selatan, ia mulai menggerakan pasukannya kedaerah baratlaut yang dikuasai oleh Ma Teng. Cao Cao berpura-pura mengundang Ma Teng keibukata Xuchang lalu membunuhnya. Anakanya Ma Chao membalaskan dendam ayahnya, namun berhasil dikalahkan oleh Cao Cao. Pada tahun 212, Cao Cao berhasil menguasai daerah baratlaut Cina.
Zhang Lu yang menguasai Han Zhong berencana menyerang Yizhou yang dikuasai oleh Liu Zhang. Lalu, Liu Zhang mengundang Liu Bei untuk membantu Yizhou melawan kemungkinan ekspansi Cao Cao bila berhasil menduduki Han Zhong. Liu Bei berangkat menuju Yizhou meninggalkan Guan Yu menjaga Jingzhou. Perseturuan Liu Bei dan Liu Zhang pecah pada tahun 213, Liu Bei lalu merebut beberapa tempat strategis di Yizhou lalu memaksa Liu Zhang di Cheng Du untuk menyerahkan Yizhou kepadanya.
Tiga
Negara Terbentuk
Tahun 216, Cao Cao mengangkat dirinya sebagai Pangeran Wei. Dua tahun kemudian Liu Bei menyerang Han Zhong yang pada saat itu dikuasai oleh Cao Cao setelah mengalahkan Zhang Lu. Setelah berhasil menguasai Han Zhong, Liu Bei mengangkat dirinya sebagai Pangeran Han Zhong pada tahun 219.
Ditahun yang sama, Guan Yu menyerang Cao Cao, namun Lu Meng (menggantikan Lu Su) melakukan serangan mendadak dari belakang Jingzhou. Guan Yu berhasil ditangkap dan dibawa kehadapan Sun Quan. Guan Yu menolak untuk menyerah, dan akhirnya ia dihukum mati bersama ankanya Guan Ping.
Tahun 220, Cao Cao meninggal dunia dan digantikan oleh putranya Cao Pi. Cao Pi memaksa kaisar Xian untuk menyerahkan tahta kekaisaran lalu mendirikan negara Wei dengan gelar kaisar Wen. Setahun kemudian Liu Bei melanjutkan kekaisaran Dinasti Han dan mendirikan negara Shu-Han dengan gelar kaisar Zhaolie. Sun Quan menyatakan tunduk kepada Wei dan diangkat menjadi Pangeran Wu oleh Cao Pi.
Tahun 221, Liu Bei menyerang Sun Quan dengan tujuan membalaskan dendam Guan Yu dengan pasukan yang berjumlah 1.000.000 prajurit, namun berhasil dipukul mundur oleh Lu Xun yang masih menantu dari Sun Ce. Dan Liu Bei akhirnya meninggal pada tahun 223, Liu Chan menggantikan sang ayah menjadi kaisar dengan gelar kaisar Xiaohuai. Sepeninggalan Liu Bei, Sun Quan kembali bersekutu dengan Liu Chan untuk menahan serangan Wei.
Dan pada tahun 229, Sun Quan mengangkat dirinya sebagai kaisar dan mendirikan negara Wu dengan gelar kasiar Wu Da. Tiga negara resmi berdiri dan tidak akan ada satupun negara dapat menaklukan negara lainnya selama kurun waktu 40 tahun.
Ditahun yang sama, Guan Yu menyerang Cao Cao, namun Lu Meng (menggantikan Lu Su) melakukan serangan mendadak dari belakang Jingzhou. Guan Yu berhasil ditangkap dan dibawa kehadapan Sun Quan. Guan Yu menolak untuk menyerah, dan akhirnya ia dihukum mati bersama ankanya Guan Ping.
Tahun 220, Cao Cao meninggal dunia dan digantikan oleh putranya Cao Pi. Cao Pi memaksa kaisar Xian untuk menyerahkan tahta kekaisaran lalu mendirikan negara Wei dengan gelar kaisar Wen. Setahun kemudian Liu Bei melanjutkan kekaisaran Dinasti Han dan mendirikan negara Shu-Han dengan gelar kaisar Zhaolie. Sun Quan menyatakan tunduk kepada Wei dan diangkat menjadi Pangeran Wu oleh Cao Pi.
Tahun 221, Liu Bei menyerang Sun Quan dengan tujuan membalaskan dendam Guan Yu dengan pasukan yang berjumlah 1.000.000 prajurit, namun berhasil dipukul mundur oleh Lu Xun yang masih menantu dari Sun Ce. Dan Liu Bei akhirnya meninggal pada tahun 223, Liu Chan menggantikan sang ayah menjadi kaisar dengan gelar kaisar Xiaohuai. Sepeninggalan Liu Bei, Sun Quan kembali bersekutu dengan Liu Chan untuk menahan serangan Wei.
Dan pada tahun 229, Sun Quan mengangkat dirinya sebagai kaisar dan mendirikan negara Wu dengan gelar kasiar Wu Da. Tiga negara resmi berdiri dan tidak akan ada satupun negara dapat menaklukan negara lainnya selama kurun waktu 40 tahun.
Runtuhnya Shu Han
Sepeninggalan Liu Bei, negara Shu Han melakukan ekspansi wilayah selatan yang dikuasai oleh suku Man. Ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan diserang dari belakang saat pelaksanaan gerakan ofensif terhadap Wei diutara. Setelah wilayah belakang (maksudnya di daerah Yun Nan, yang dikuasai oleh suku Man) berhasil ditenangkan. Shu Han melakukan 5 kali penyerangan ke utara dibawah pimpinan Perdana Menteri Zhuge Liang dalam kurun waktu 227 sampai 234, mulai dari Tian Shui sampai Wu Zhang dan yang berhasil dikuasai Shu Han hanya Tian Shui saja.
Zhuge Liang meninggal pada peperangan di tanah Wu Zhang, dimana Zhuge Liang melihat bintangnya mulai redup yang menandakan ia akan segera meninggal, lalu ia menggunakan Ba Zhen Du sebagai ilmu sihir tingkat tingginya untuk memperpanjang hidupnya, namun Sima Yi menggunakan serangan mendadak dan menggagalkan rencana tersebut.
Zhuge Liang meninggal ditahun 234, ia lalu digantikan oleh Jiang Wei yang meneruskan ekspedisi keutara sebanyak 9 kali, namun tidak menghasilkan kemenangan yang mutlak. Liu Chan yang tidak cakap memimpin mempercayakan jalannya pemerintahan kepada kasim kesayangannya Huang Hao sehingga negara Shu Han makin bobrok saja. Jiang Wei dituduh berkhianat kepada negara oleh Huang Hao dan posisi Jiang Wei pun digantikan oleh teman kasim tersebut yang bernama Yan Yu.
Ini menyebabkan Wei berhasil mematahkan pertahanan Shu Han di Han Zhong dan menyerang sampai ke Cheng Du, ibukota Shu Han. Liu Chan menyerahkan diri kepada Wei dan negara Shu Han resmi runtuh pada tahun 263. Salah satu anak Liu Chan yang bernama Liu Chen (masih cucu dari Liu Bei) berusaha meyakinkan sang ayah untuk tidak menyerah, namun usahanya gagal, lalu ia sendiri menolak untuk menyerah karena malu, ia lalu membunuh dirinya bersama anak dan istrinya.
Runtuhnya Cao Wei dan berdirinya dinasti Jin
Kaisar kedua negara Wei, yaitu Cao Rui sangat mempercayakan urusan negara pada Cao Zhen dan Sima Yi. saat Cao Rui meninggal, ia meninggalkan anaknya Cao Fang yang masih berumur 8 tahun dan mempercayakan anaknya dalam pengawasan Cao Shuang (anak tertua Cao Zhen) dan Sima Yi, lalu Sima Yi memaksa Cao Shuang untuk menyerahkan stempel militer untuk diserahkannya kepada Sima Yi.
Keluarga Sima menjadi sangat berkuasa di Wei, bahkan Sima Shi (anak tertua Sima Yi) menurunkan kaisar Cao Fang dan digantikan oleh Cao Mao (anak Cao Yu, pangeran Yan). Cao Mao yang melihat Sima Shi sangat berkuasa, ia kemudian membawa pengikutnya dan berusaha untuk menghancurkan Sima Shi. Tetapi ditengah jalan, kaisar itu dibunuh oleh Jia Chong (anak Jia Kui) salah satu bawahan Sima Shi.
Setelah kematian Cao Mao, maka Cao Huan menggantikannya sebagai kaisar. Cao Huan hanyalah kaisar boneka oleh keluarga Sima, dan pada tahun 263, Sima Zhao berhasil mengalahkan negara Shu. Sima Zhao meninggal pada tahun 265, Sima Yan menggantikan sang ayah dan pada tahun yang sama, Sima Yan memaksa kaisar Cao Huan menyerahkan tahta kepadanya dan mendikan dinasti Jin dengan gelar kaisar Wu. Dengan begitu berakhirlah negara Wei dan berdirlah dinasti Jin.
Runtuhnya Sun Wu dan Unifikasi Cina
Sepeninggalan Sun Quan pada tahun 251, negara Wu sedang dalam masa kekacauan. Sun Liang yang menggantikan Sun Quan masih terlalu muda untuk memimpin kekaisaran. Perdana Menteri Wu, Sun Chen (cucu dari Sun Jing) menurunkan tahta Sun Liang, dan mengangkat Sun Xiu sebagai kaisar.
Sun Xiu yang melihat Sun Chen sangat berkuasa, ia berpura-pura mengundang Sun Chen kedalam pesta lalu membunuhnya. Pada tahun 264, Sun Xiu sangat sedih mengenai jatuhnya Shu Han, ia lalu meninggal dan digantikan oleh Sun Hao.
Sun Hao sangat lalim, dan akhirnya pada tahun 280 dalam sekali serangan Dinasti Jin berhasil menyerang sampai kota Shidou (ibukota Wu), Sun Hao akhirnya menyerah kepada Dinasti Jin. Cina dengan resmi dipersatukan oleh Sima Yan dari Dinasti Jin yang kerap disebut Jin Barat oleh sejarahwan. Dinasti ini akan berkuasa sampai tahun 420 sebelum Cina kembali terpecah-pecah karena lemahnya kekaisaran dan serangan suku-suku nomaden dari utara.
Dari dahulu kala sampai saat ini tidak pernah ada yang tetap, perubahan pasti terjadi, Karena takdir sudah mengatur semuanya, tidak ada yang dapat lolos dari genggamannya. Tiga negara telah hilang laksana mimpi, kepedihan ini adalah kita untuk meratapi.
Kalian ingin mendownload novelnya klik disini
Kisah Tiga Negara Yang Penuh Cerita + Novel Download
Reviewed by Unknown
on
8:27:00 PM
Rating:
Thanks gan, bermanfaat banget
ReplyDeletesama-sama gan
Delete